Kamis, 03 September 2009

Apa sih "pH" itu?

pH (power of Hydrogen) merupakan derajat atau tingkat keasaman suatu larutan. Melalui pH kita dapat menentukan apakah suatu larutan bersifat asam atau basa. Suatu larutan yang memiliki pH <> 7 dikategorikan sebagai basa. Larutan yang memiliki pH = 7 bersifat netral, contohnya air murni.

Yang menentukan sifat asam dalam suatu larutan adalah banyaknya ion H+ di dalam larutan tersebut. Berdasarkan fakta inilah, konsep pH dibuat. Rumus pH adalah sebagai berikut:

pH = – log [H+]

Semakin besar konsentrasi ion H+, nilai pH-nya semakin kecil. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin kecil nilai pH, maka larutan itu semakin bersifat asam.

Ada pula kebalikan dari pH yaitu pOH. Yang diukur di sini bukanlah konsentrasi ion H+, melainkan konsentrasi ion OH-.

pOH = – log [OH-]

Hubungan antara pH dan pOH dapat dirumuskan menjadi:

pH + pOH = 14

Ada beberapa cara mengetahui sifat asam-basa suatu larutan. Yang paling tua adalah kertas lakmus. Ada dua kertas lakmus yaitu kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru. Bila dicelupkan ke dalam larutan asam, kertas lakmus biru akan berubah warna menjadi merah sedangkan kertas lakmus merah tetap. Dan bila dicelupkan ke dalam larutan basa, kertas lakmus merah akan berubah warna menjadi biru sedangkan kertas lakmus biru tetap.

Cara lain adalah dengan mencelupkan kertas indikator pH lalu mencocokkan warnanya dengan warna yang ada di tabel.

http://commons.wikimedia.org/wiki/Image:PH_indicator_paper.jpg
http://fionaangelina.com/2008/01/17/ph/

Siklus Fosfor

Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik (pada tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah).
Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh dekomposer (pengurai) menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut di air tanah atau air laut akan terkikis dan mengendap di sedimen laut. Oleh karena itu, fosfat banyak terdapat di batu karang dan fosil. Fosfat dari batu dan fosil terkikis dan membentuk fosfat anorganik terlarut di air tanah dan laut. Fosfat anorganik ini kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan lagi. Siklus ini berulang terus menerus. Lihat Gambar


Gbr. Siklus Fosfor di Alam
Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik (pada tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah).
Fosfor merupakan elemen penting dalam kehidupan karena semua makhluk hidup membutuhkan fosfor dalam bentuk ATP (Adenosin Tri Fosfat), sebagai sumber energi untuk metabolisme sel. Fosfor juga ditemukan sebagai komponen utama dalam pembentukan gigi dan tulang vertebrata. Daur fosfor tidak melalui komponen atmosfer. Fosfor terdapat di alam dalam bentuk ion fosfat (fosfor yang berikatan dengan oksigen). Ion fosfat terdapat dalam bebatuan. Adanya peristiwa erosi dan pelapukan menyebabkan fosfat terbawa menuju sungai hingga laut membentuk sedimen. Adanya pergerakan dasar bumi menyebabkan sedimen yang mengandung fosfat muncul ke permukaan. Di darat tumbuhan mengambil fosfat yang terlarut dalam air tanah.
Herbivora mendapatkan fosfat dari tumbuhan yang dimakannya dan karnivora mendapatkan fosfat dari herbivora yang dimakannya. Seluruh hewan mengeluarkan fosfat melalui urin dan feses. Bakteri dan jamur mengurai bahan-bahan anorganik di dalam tanah lalu melepaskan fosfor kemudian diambil oleh tumbuhan.

FOSFOR
Fosfor merupakan bahan makanan utama yang digunakan oleh semua organisme untuk energi dan pertumbuhan. Secara geokimia, fosfor merupakan 11 unsur yang sangat melimpah di kerak bumi (Benitez-Nelson, 2000). Seperti halnya nitrogen, fosfor merupakan unsur utama di dalam proses fotosintesis.
Fosfor biasanya berasal dari pupuk buatan yang kandungannya berdasarkan rasio N-P-K. Sebagai contoh 15-30-15, mengindikasikan bahwa berat persen fostor dalam pupuk buatan adalah 30% fosfor oksida (P2O5).
Fosfor yang dapat dikonsumsi oleh tanaman adalah dalam bentuk fosfat, seperti diamonium fosfat ((NH4)2HPO4) atau kalsium fosfat dihidrogen (Ca(H2PO4)2).
Fosfat merupakan salah satu bahan galian yang sangat berguna untuk pembuatan pupuk. Sekitar 90% konsumsi fosfat dunia dipergunakan untuk pembuatan pupuk, sedangkan sisanya dipakai oleh industri ditergen dan makanan ternak (Suhala & Ari_n, 1997).
Mineral-mineralfosfat
Fosfat adalah batuan dengan kandungan fosfor yang ekonomis. Kandungan fosfor pada batuan dinyatakan dengan BPL (bone phosphate of lime) atau TPL (triphosphate of lime) yang didasarkan atas kandungan P2O5. Sebagian besar fosfat komersial yang berasal dari mineral apatit (Ca5(PO4)3(F,Cl,OH)) adalah kalsium _uo-fosfat dan kloro-fosfat dan sebagian kecil wavelit (fosfat aluminium hidros). Sumber lainnya berasal dari jenis slag, guano, krandalit (CaAl3(PO4)2(OH)5 _H2O), dan milisit (Na,K)CaAl6(PO4)4(OH)9 _ 3H2O).
Apatit memiliki struktur kristal heksagonal (Gambar 5.2) dan biasanya dalam bentuk kristal panjang prismatik. Sifat _sik yang dimilikinya: warna putih atau putih kehijauan, hijau, kilap kaca sampai lemak, berat jenis 3,15 .
3,20, dan kekerasan 5. Apatit merupakan mineral asesori dari semua jenis batuan.beku, sedimen, dan metamorf. Ini juga ditemukan pada pegmatite dan urat-urat hidrotermal. Selain sebagai bahan pupuk, mineral apatit yang transparan dan berwarna bagus biasanya digunakan untuk batu permata.
Siklus fosfor
Siklus fosfor sangat mudah terganggu oleh kultivasi tanah yang intensif. Fosfor masuk ke laut melalui sungai (Gambar 5.3). Pelapukan kontinen dari materi kerak bumi, yang mengandung rata-rata 0,1% P2O4 merupakan sumber utama dari fosfor sungai.

GAMBAR 5.2: Apatit dengan sistem kristal heksagonal
Froelich et al. (1982, dalam Benitez-Nelson, 2000) menggunakan laju penurunan permukaan tahunan untuk menghitung masukan maksimum fosfor ke laut, yaitu sebesar 3,3 _ 1011 mol P th_1. Jika aktivitas manusia (anthropogenic), seperti perusakan hutan dan penggunaan pupuk dimasukkan, maka jumlah fosfor yang masuk ke laut akan meningkat sebesar 3 kali lipat, yaitu 7,4 . 15,6 _ 1011 mol P th_1 (Froelich et al., 1982; Howarth et al., 1995 dalam Benitez-Nelson, 2000).
Sumberdaya geologi
Reservoir fosfor berupa lapisan batuan yang mengandung fosfor dan endapan fosfor anorganik dan organik. Fosfat biasanya tidak atau sulit terlarut dalam air, sehingga pada kasus ini tidak dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Kehadiran mikroorganisme dapat memicu percepatan degradasi fosfat (Sengbusch, 2003). Sumber fosfor organik dalah perbukitan guano. Di dunia, cadangan fosfat berjumlah 12 milyar ton dengan cadangan dasar sebesar 34 milyar ton (Suhala & Ari_n, 1997).

GAMBAR 5.3: Siklus fosfor marin
Cadangan fosfat yang ada di Indonesia adalah sekitar 2,5 juta ton endapan guano (0,17 . 43% P2O5) dan diperkirakan sekitar 9,6 juta ton fosfat marin dengan kadar 20 . 40% P2O5.
Artikel Kiriman dari Kelas 1 GB, Kelompok :
1. Imam Kunadi
2. Indra Tri Haryanto
3. Irsyadul Ibad
4. Isya Dwi Nur Ilman
5. Kunanto Abdullah
6. Luqman Dhani S.
7. Untung Prabowo
8. Sidiq Wibowo
9. Soco Adi Wibowo

Rabu, 02 September 2009

Soal dan Pembahasan...?

  1. Diketahui Ksp Ag2CrO4 = 2.4 x 10-12. Jika 25 mL larutan AgNO3 10-3 M dicampur dengan 75 mL larutan Na2CrO4 10-3M, apakah terjadi endapan?

    Pembahasan

    Setelah dicampurkan

    [AgNO3][Ag+] = (25 mL x 10-3 }: 100 mL= 2.5x 10-4 M

    [N2CrO4] = (75 mL x 10-3M) : 100 mL = 7.5x 10-4 M

    Qc Ag2CrO4 = [Ag+]2 [CrO42-] = (2.5x 10-4)2 (7.5x 10-4) = 46.8 x 10-12

    Jadi Qc Ag2CrO4 > Ksp Ag2CrO4, sehingga terjadi endapan Ag2CrO4

  2. Jika Ksp AgI = 10-16, tentuka kelarutannya dalam
    1. Air murni
    2. Larutan KI 0.01 M
    3. Larutan AgNO3 0.1 M
    4. Larutan MgI2 0.005 M

    Pembahasan

    1. Ksp AgI = s2

      10-16 = s2

      10-8 mol L-1 = s

      Jadi kelarutan AgI dalam air adalah 10-8 mol L-1

    2. Kelarutan dalam KI 0.01M

      Ksp AgI = [Ag+] [I-]

      = s x (0.01 + s)

      S diabaikan terhadap 0.01

      10-16 = s x 0.01

      s = 10-14 mol L-1

      Jadi kelarutan AgI dalam larutan KI 0.01M adalah 10–14 mol L-1

    3. Kelarutan dalam AgNO3 0.1 M

      Ksp AgI = [Ag+] [I-]

      = (0.1 +s ) x s

      S diabaikan terhadap 0.01

      10-16 = 0.1 x s

      s = 10-15 mol L-1

    4. Kelarutan dalam MgI2 0.005 M dan [I-] = 0.01 M

      Ksp AgI = [Ag+] [I-]

      = s x (0.01 + s)

      S diabaikan terhadap 0.01

      10-16 = s x 0.01

      s = 10-14 mol L-1

      Jadi kelarutan AgI dalam larutan MgI2 0.0o5M adalah 10–14 mol L-1